Capung atau orang jawa bilang kinjeng banyak kita jumpai di persawahan atau kebun. Serangga yang memiliki beragam corak warna tubuh ini sebagian besar aktif pada siang hari. Capung lebih mudah dijumpai pada habitat lahan basah seperti sungai, danau, atau kolam.
Capung adalah serangga akuatik yang hidup lama di dalam air. Ada tiga fase utama metamorfosis capung yakni telur—nimfa—imago. Pada masa imago capung keluar dari air dan menjadi serangga penerbang yang hidup di darat.
Di alam, ternyata capung berguna sebagai pengontrol jentik-jentik nyamuk. Saat menjadi nimfa, capung merupakan predator ganas bagi hewan makroinvertebrata di dalam air. Selain itu, setelah menjadi imago, capung berfungsi sebagai pengontrol alami hama padi di persawahan.
Sebagai serangga yang menggantungkan hidupnya di air, capung dapat dijadikan sebagai parameter kebersihan suatu perairan air tawar sebab capung hanya mau berkembang biak di air bersih yang tidak tercemar polusi. Jika banyak ditemukan nimfa capung di suatu perairan, dapat dikatakan jika perairan itu memiliki kualitas air yang baik.
Di bidang kuliner, seperti Di Cao Hai, Ghizhou, China, nimfa kering Odonata dimanfaatkan dan diperdagangkan sebagai bahan makanan. Harga nimfa kering dijual 100 yuan per kilogram (U$$ 13/kg).
Sedangkan di Indonesia, pemanfaatan capung sebagai sumber makan alternatif juga telah membudaya seperti di daerah Tabanan, Blitar, dan Manado. Nimfa capung biasanya diolah dengan cara digoreng dan menjadi pelengkap lauk-pauk.
Bagikan informasi tentang Ini Manfaat Capung yang Tidak Banyak Kita Ketahui kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Ini Manfaat Capung yang Tidak Banyak Kita Ketahui